Sabtu, 23 Agustus 2008

Penyakit Hati (Hepatitis)

Gejala 1. Biologi Hati & Kandung Empedu

Hati dan kandung empedu terletak di perut kanan bagian atas, dan keduanya dihubungkan oleh suatu saluran yang dikenal sebagai duktus biliaris (saluran empedu). Hati merupakan organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi vital, mulai dari mengatur kadar zat kimia dalam tubuh sampai menghasilkan zat-zat pembekuan darah. Sedangkan kandung empedu merupakan tempat penyimpanan empedu, yaitu cairan pencernaan yang dihasilkan oleh hati. 

HATI 

Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Salah satu fungsinya adalah menghancurkan zat-zat yang berbahaya yang diserap dari usus atau bagian tubuh lainnya, kemudian membuangnya sebagai zat yang tidak berbahaya ke dalam empedu atau darah. Zat di dalam empedu akan masuk ke dalam usus lalu dibuang melalui tinja. Zat di dalam darah disaring oleh ginjal dan dibuang melalui air kemih. 

Hati menghasilkan separuh dari kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol juga diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu, seperti hormon estrogen, testosteron, dan adrenal. 

Hati juga merubah zat-zat di dalam makanan menjadi karbohidrat, protein, dan lemak. Gula disimpan di dalam hati sebagai glikogen dan kemudian dipecah serta dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai glukosa, sesuai dengan kebutuhan tubuh (misalnya ketika kadar gula darah terlalu rendah). 

Fungsi lain dari hati adalah membuat berbagai senyawa penting, terutama protein, yang digunakan tubuh untuk menjalankan fungsinya. 

Ada dua macam kelainan fungsi hati yang utama, yaitu: 
Kelainan yang disebabkan oleh gangguan fungsi sel-sel di dalam hati (misalnya sirosis atau hepatitis) 
Kelainan yang disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran empedu dari hati melalui saluran empedu (misalnya batu empedu atau kanker) 

KANDUNG EMPEDU

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan empedu, yaitu cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati. Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke dalam usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu. 

Empedu itu sendiri terdiri dari: 
Garam-garam empedu 
Elektrolit 
Pigmen empedu (misalnya bilirubin) 
Kolesterol 
Lemak
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak. 

Garam empedu dapat meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak, dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah akan diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.

2.  Deskripsi Penyakit Hepatitis

Hati merupakan organ yang punya peran penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, mulai sebagai pembentukan, penyimpanan, sampai menyaring makanan, vitamin dan mineral yang kita konsumsi. Bahkan hati pulalah yang mengatur serta mengendalikan produksi hormon, protein, kolesterol darah, sampai menetralisir racun tubuh.

Hati juga punya peran melindungi ketahanan tubuh. Dengan demikian hati sangat rentan terhadap penyakit. Hepatitis adalah salah satunya. Penyakit ini dapat berdampak pada rusaknya fungsi hati, dan terganggunya sistim metabolisme tubuh. Penyebabnya bisa oleh berbagai faktor, antara lain alkohol, obat-obatan, bahan kimia dan infeksi virus.

Sejauh ini dunia medis mengenal enam tipe penyakit hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, E dan G. Diantara tipe-tipe penyakit yang menyebabkan peradangan hati yang paling banyak dijumpai adalah tipe A, B dan C.

Hepatitis A yang dikenal pula dengan penyakit kuning, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis A (VHA). Hepatitis tipe ini banyak berhubungan dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang masih rendah. Hepatitis A biasanya menyerang anak-anak dan remaja, meski orang dewasa juga tak luput dari incaran. Sedangkan Hepatitis B disebabkan oleh infeksi VHB (virus Hepatitis B) yang menetap. Karena menetap, virus ini berpeluang untuk berkembang menjadi sirosis atau kanker hati yang dapat merenggut nyawa.

Fakta
Dari catatan Badan Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1999, 170 juta penduduk dilaporkan terinfeksi VHC (virus Hepatitis C). Dilaporkan sekitar 500 ribu sampai 1 juta meninggal karena VHC. Negara berkembang termasuk yang paling banyak menderita Hepatitis C.

Di Indonesia dari sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang menderita hepatitis, 7 juta di antaranya mengidap VHB, dan 5 juta VHC dengan usia penderita berkisar 30-55 tahun. Dari jumlah itu diperkirakan 40 ribu sampai 80 ribu meninggal setiap tahunnya.

Menurut laporan seorang pakar hepatitis di Indonesia, Indonesia merupakan daerah endemis sedang dan tinggi hepatitis B. Prevalensi penderitanya di masing-masing daerah berbeda-beda. Di Jawa tercatat lima sampai sepuluh persen, dan Indonesia Timur 20-30 persen.

Menurut seorang pakar Hepatitis, sebenarnya Hepatitis tidak mengerikan, asal tahu pencegahannya. Yakni dengan meningkatkan kesehatan lingkungan dan kebersihan perorangan, mencegah perilaku seksual yang berisiko tinggi, serta meningkatkan sistim kekebalan tubuh.

Untuk Hepatitis A misalnya, penderita bisa sembuh total dari penyakitnya, meski tak tertutup kemungkinan ia bisa mendapat serangan akut virus Hepatitis B atau C.

Demikian halnya dengan Hepatitis B, penyakit ini belum tentu akan menjadi kronik bila pengidapnya orang sehat. Jadi bila virus yang masuk ke tubuh penderita tidak menunjukkan gejala klinik penyakit, dan ditunjang dengan pemberian obat anti virus atau vaksinasi, ada harapan penderita bisa sembuh.

Hepatitis Kronik
Berbagai laporan lain menyebutkan, Hepatitis B dan C termasuk Hepatitis kronik (menahun) dan bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati. Hingga kini belum ada vaksin yang bisa melawan virus yang bermutasinya sangat cepat ini. Perjalanan menjadi kronik tersebut memakan waktu 20-30 tahun.

Hal itu diperkuat oleh laporan yang menyebutkan jika infeksi Hepatitis B terjadi pada masa bayi, maka dalam kurun waktu tersebut 95 persen akan menjadi kronik. Itu sebabnya, bayi yang baru lahir dianjurkan mendapat vaksinasi Hepatitis. Menurut seorang pakar Hepatitis, dengan vaksinasi Hepatitis B, bayi-bayi tersebut dapat terlindungi dari virus Hepatitis B sampai lima tahun.

Sejauh ini sebagian besar kematian penderita VHB dan VHC disebabkan karena pecahnya esofagus yang mengalami varises, hipertensi, sirosis hati dan karsinoma sel hati.

Siapa yang Berisiko Tinggi?
Faktor-faktor yang menjadi penyebab penularan virus Hepatitis sudah jelas. Jadi yang berisiko tertular hepatitis pun sudah pasti orang-orang yang berada dalam lingkaran itu. Misalnya dokter, mereka yang bekerja di unit pelayanan kesehatan, pemungut sampah, pelaku seks dengan pasangan sejenis atau pasangan lain yang menderita penyakit yang sama, penyalahguna obat dan jarum suntik, penderita hemofilia dan penderita gagal ginjal yang menjalani cuci darah, mereka yang menjalani transfusi darah dan pemakai tato.

3. Gejala & Penularan

Gejala
Secara awam, sulit mengetahui gejala-gejala apakah dirinya terserang hepatitis A, B, C, bahkan hepatitis tipe lain. Sebab beberapa kasus hepatitis yang penularannya dari orang ke orang ini menunjukkan gejala yang sama, seperti flu. Bahkan yang lain tidak menunjukkan gejala berarti.

Namun gejala yang umum terjadi adalah tubuh terasa lemah, mudah lelah, mual-mual, diare, pencernaan terganggu, nafsu makan menurun, sering kembung, otot terasa nyeri, suhu tubuh meninggi, dan warna urine seperti teh. Sering pula disertai dengan adanya perubahan warna kulit dan mata yang menguning. Biasanya gejala-gejala itu muncul setelah satu minggu virus menginfeksi. Celakanya, penderita hepatitis C dalam jangka panjang baru menampakkan tanda-tanda sekitar 10-20 tahun setelah virus menginfeksi. Virus dari darah penderita tersebut akan menetap pada tubuh, dan menyebabkan kerusakan pada hati. Hati menjadi mengkerut dan tidak dapat menjalankan fungsinya (sirosis). Beberapa kasus menunjukkan gejala yang parah, misalnya berat badan menurun secara drastis dalam waktu singkat.

Secara fisik seseorang yang menderita hepatitis B dapat menunjukkan pembesaran hati dan limpa, bengkak pada perut dan kaki, kelainan pembekuan darah, dan menurunnya kesadaran.

Penularan
Cara penularan virus hepatitis A melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi VHA. Sedang Hepatitis B, C, dan tipe lain hampir sama, yakni lewat penggunaan barang-barang pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur yang digunakan secara bersama-sama. Virus dari penderita hepatitis tersebut akan menyusup lewat luka permukaan kulit yang barangkali tidak kita sadari. Jarum suntik dan tindik telinga juga menularkan virus hepatitis.

Seperti halnya virus AIDS, penularan virus hepatitis juga dapat menular lewat cairan tubuh misalnya air liur, kontak seksual, transfusi darah, air seni, penggunaan jarum tato, dan penularan vertikal dari ibu kepada bayi, lewat persalinan dan menyusui.

Kurang terjaganya kebersihan seseorang dan sanitasi lingkungan akan mempermudah virus hepatitis untuk menginfeksi mangsanya. Itu sebabnya usahakan selalu mencuci tangan usai buang air besar, sebab virus Hepatitis dapat menular lewat makanan yang tercemar tinja penderita.

sumber : http://www.info-sehat.com

Tidak ada komentar: